Tanaman Bayur (pterosperium Javanicum Jungh)
Bayur adalah tumbuhan
langka penghuni hutan dataran rendah, dan kemudian juga hutan-hutan
sekunder, di bawah 1.000 m dpl. Tidak jarang pula dijumpai di
hutan-hutan tepi sungai dan hutan pantai. Biji-bijinya memencar dengan
bantuan angin. Tumbuh dengan sendirinya di kebun-kebun wanatani yang
berdekatan, bayur biasanya dibiarkan hidup hingga besar untuk dipanen
kayunya yang berharga.
Meski umum ditemukan pada
tanah lembap yang tidak tergenang air, bayur juga tumbuh baik pada
tanah-tanah kering di dalam hutan gugur daun tropika di atas tanah liat,
tanah pasir atau tanah liat berpasir. Iklim yang disukainya adalah
basah hingga kemarau agak kering, dengan tipe curah hujan A-C.
Kayu bayur adalah jenis
kayu khas dari daerah tropis, salah satunya seperti Indonesia.
Sebagaimana di lansir oleh indonesianforest.com, di Indonesia, kayu
bayur banyak terdapat di berbagai daerah, seperti Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara. Hal tersebut mungkin
memang benar, sebab faktanya (khusus di Jawa), populasi pohon penghasil
kayu bayur ini memang banyak ditemukan, bahkan jumlahnya tergolong masih
sangat banyak terutama di daerah-daerah yang memiliki banyak kawasan
hutan.
Selain dikenal sebagai
kayu khas daerah tropis, kayu bayur juga dikenal sebagai jenis kayu yang
memiliki nilai komersial cukup baik di pasaran (lihat daftar
jenis-jenis kayu bernilai komersial). Sebab, sama halnya dengan jenis
kayu pertukangan lainnya (seperti kayu jati ataupun kayu mahoni), kayu
bayur ini juga merupakan sebuah komoditas penting yang banyak
diperjualbelikan di pasaran.
Biasanya, yang paling
banyak membutuhkan kayu bayur adalah industri-industri pengolahan kayu,
contohnya adalah mebel (baik mebel skala besar maupun mebel skala
kecil). Oleh mereka, kayu bayur digunakan sebagai bahan baku alternatif
untuk membuat berbagai macam produk dan kerajinan yang bernilai jual
tinggi. Produk-produk tersebut antara lain seperti furniture, pintu,
kusen, jendela, lantai kayu dan aneka produk berbahan kayu lainnya.
Selain itu, kayu bayur juga banyak digunakan oleh para tukang perahu di
daerah pesisir untuk membuat beraneka macam perahu nelayan.
Supaya lebih mengenal
seperti apakah kayu bayur itu? Berikut ini adalah spesifikasi yang
sekaligus merupakan ciri-ciri dari kayu bayur:
- Warna kayu : Bagian teras dari kayu bayur biasanya berwarna merah pucat tapi ada juga yang berwarna merah coklat muda. Sedangkan bagian gubal berwarna putih. (Baca apa yang dimaksud teras dan gubal pada kayu).
- Tekstur kayu: kayu bayur umumnya bertekstur kasar dengan serat yang lurus.
- Berat jenis rata-rata: menurut dephut.go.id, berat jenis rata-rata kayu bayur adalah 0,52. Itu berarti lebih ringan daripada kayu jati
- Daya retak kayu: kayu bayur umumnya tidak gampang retak ( daya retaknya bisa dikatakan rendah).
- Kekerasan kayu : Jika dibandingkan dengan jenis kayu pertukangan lainnya, tingkat kekerasan kayu bayur tergolong sedang.
Lalu apakah kayu bayur ini termasuk jenis kayu pertukangan yang kuat?
Jika kuat yang dimaksud adalah ketahan terhadap rayap atau serangga pelapuk kayu lainnya, kayu bayur tergolong kurang kuat. Tapi, untuk masalah kekuatan pada konstruksi ketika dikerjakan, kayu bayur terbukti cukup kuat, kayu ini bisa disekrup dengan baik dan kuat, sama halnya dengan kayu jati. Dan merujuk pada situs dephut.go.id lagi, Tingkat kuat kayu bayur adalah kelas II hingga III (medium), sedangkan tingkat keawetannya adalah kelas IV(mudah lapuk).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar